Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Banyak Anak Putus Sekolah di Dusun Matanyo, Faktor Fasilitas

7
×

Banyak Anak Putus Sekolah di Dusun Matanyo, Faktor Fasilitas

Sebarkan artikel ini
Banyak anak putus sekolah karena faktor fasilitas di Dusun Matanyo. (foto : ilustrasi.wartakota)

RADAR SULTIM – Meski program pendidikan dasar gratis terus digencarkan pemerintah, kenyataannya masih banyak anak putus sekolah di sejumlah wilayah Kabupaten Banggai.

Salah satunya di Dusun Matanyo, Desa Baya, Kecamatan Luwuk Timur.

iklan : warmindo

Banyaknya anak putus sekolah di Dusun Matanyo Desa Baya, disebutkan akibat tak adanya fasilitas pendidikan di wilayah itu.

Jarak antara pemukiman warga di Dusun Matanyo, dengan fasilitas pendidikan baik SD, SMP, hingga SMA, terbilang cukup jauh.

Untuk sekolah dasar (SD), lokasi terdekat berada di pusat Desa Baya yakni SD Inpres 1 Baya, dengan jarak sekitar 5 kilometer.

Sementara untuk SMP dan SMA, malah berada di Desa sebelah yang berjarak dari Dusun Matanyo hingga puluhan kilometer.

Sejumlah warga Matanyo yang ditemui awak media ini, akhir pekan kemarin ungkapkan, kesulitan menjangkau fasilitas sekolah tersebut menjadi alasan banyak anak putus sekolah.

Sejumlah warga Dusun Matanyo keluhkan banyaknya anak putus sekolah di wilayah mereka akibat faktor fasilitas. (foto : Radar Sultim)

“Awalnya masih banyak orang tua yang bersedia antar jemput anaknya pergi sekolah.

“Tapi karena kesibukan bertani, berkebun, dan lain sebagainya, banyak kemudian tak sempat lagi,” sebut salah satu warga Matanyo, yang disapa Om Uni.

Diperkirakan, ada sekitar 20 hingga 30 anak putus sekolah setingkat SD di Dusun Matanyo.

Sementara setingkat SMP dan SMA, bisa mencapai 20 anak bahkan lebih.

“Anak-anak kemudian lebih memilih untuk membantu orang tua mereka bekerja di kebun,” tambah warga itu.

Sebelumnya, warga Dusun Matanyo dikatakan pernah terbantu dengan adanya bus sekolah yang setiap harinya masuk menangkut anak ke sekolah.

Namun bus sekolah tersebut hanya ada beberapa waktu, kemudian hilang tiba-tiba.

“Beberapa tahun lalu pernah ada bus sekolah. Tapi sekarang sudah tidak ada. Mungkin karena kondisi jalan masuk juga yang masih banyak rusak,” kata warga.

Jalan masuk dari Desa Baya menuju dusun Matanyo memang masih terbilang cukup rusak.

Dengan jarak sekitar 5 kilometer, hanya 2 kilometer yang telah diaspal, sementara 3 kilometer dalam kondisi berlubang dan becek.

Anak-anak yang masih ingin meneruskan pendidikan dasar mereka di Dusun Matanyo, dikatakan lagi jika saat ini bersekolah di Sekolah Alam yang berada di Tandalo Hills.

Hanya saja, pendidikan yang didapatkan di Sekolah Alam Tandalo Hills, dirasakan kurang maksimal.

Hal itu dikarenakan waktu bersekolah di Sekolah Alam hanya berlangsung 1 hari dalam seminggu.

“Anak-anak yang bersekolah di sekolah alam, dijemput setiap hari kamis,” ungkap Om Uni.

Dengan banyaknya anak putus sekolah di Dusun Matanyo, warga berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan kondisi mereka.

Dengan menyiapkan solusi seperti menyediakan fasilitas pendidikan, atau hanya sebatas menyiapkan alat transportasi.

“Semoga ada nantinya sekolah di Dusun kami, sehingga anak-anak yang merupakan generasi penerus, bisa mengenyam pendidikan yang layak,” harap warga.

google news