RADAR SULTIM – Pemda memastikan jika kenaikan harga beras jadi lebih mahal di pasaran Luwuk Banggai saat ini, tidak mempengaruhi kenaikan inflasi daerah.
Dengan tak adanya pengaruh terhadap inflasi daerah tersebut, maka Pemda melalui Sekkab Abdullah Ali, menegaskan bahwa kondisi masih aman meski beras mahal di Luwuk.
Kenaikan harga beras di Kabupaten Banggai jelang Ramadan menyebabkan keresahan masyarakat.
Hampir seluruh jenis beras mengalami kenaikan rata-rata Rp1.000 hingga Rp 1.500 per liter.
Di Pasar Simpong misalnya, harga beras di Kabupaten Banggai terlihat mengalami kenaikan sejak akhir Februari 2023 rata-rata Rp1.000 per liter.
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banggai Abdullah Ali mengatakan, saat ini stok beras di Kabupaten Banggai masih tercukupi sampai Ramadan nanti.
Hal ini sebagaimana laporan Bulog Divisi Regional Luwuk saat pertemuan dengan Pemda Banggai beberapa waktu lalu untuk membahas inflasi.
Apalagi, kata Abdullah Ali, pada Maret 2023 wilayah Toili dan sekitarnya akan memasuki masa panen, sehingga bisa menambah stok beras.
“Kabupaten Banggai menurut laporan Kabulog bahwa Insyaallah tercukupi, apalagi di bulan Maret ini ada panen daerah Toili dan sekitarnya,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Banggai ini mengakui, harga beras memang mengalami kenaikan di pasaran, tetapi masih dapat dikendalikan.
“Memang harga naik, tapi masih bisa dikendalikan. Saya minta kenaikan dari Kabulog, katanya aman,” katanya.
Sekda mengungkapkan, bahwa kenaikan harga beras ini belum memengaruhi angka inflasi.
Karena merujuk rilis resmi BPS bahwa pada Februari 2023 Kabupaten Banggai mengalami deflasi 0,05 persen.
“Laporan dari kepala statistik bahwa kita posisi deflasi 0,05 persen berarti masih bisa terkendali,” papar dia.
Sementara itu informasi yang dihimpun, pada Jumat 3 Maret 2023 mendatang, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Banggai akan menggelar rapat dengan para distributor beras membahas kenaikan harga beras di daerah ini.
(Alisan)
