RADAR SULTIM – Penanganan kasus diare atau muntaber yang menjangkiti ratusan warga Kota Luwuk saat ini, dinilai lamban dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai.
Sejak Minggu 28 Januari 2024, kasus diare atau muntaber mulai muncul di masyarakat, dan menyerang khususnya anak dan balita.
Belum dapat terdata seberapa banyak kasus diare yang terjadi, namun hingga saat ini informasi beredar lebih dari 300 an orang telah dilarikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan.
Rumah-rumah sakit dan puskesmas dalam Kota, seperti Puskesmas Simpong dan Puskesmas Kampung Baru, hingga kebingungan melayani penanganan kasus ini yang terus membludak.
Bahkan dikabarkan juga, telah ada tiga warga di Kota Luwuk yang meninggal dunia akibat diare dalam beberapa hari terakhir.
Oleh dinas kesehataan (Dinkes) Kabupaten Banggai, kasus diare saat ini yang seharusnya telah masuk dalam kategori kasus luar biasa karena telah jangkiti ratusan warga, belum dipastikan apa penyebabnya.
Tim Dinkes Banggai yang bertugas melakukan pemeriksaan kasus ini, bahkan disebutkan baru diturunkan 3 hari setelah kasus terjadi.
Namun toh hampir seminggu berlalu dan kasus diare masih terus terjadi, belum ada kepastian yang diberikan Dinkes Banggai mengenai penyebabnya.
Seperti yang diakui Direktur RSUD Luwuk Dr Yusran Kasim pada Senin 5 Februari 2024.
Bahwa pihaknya juga masih menunggu hasil pemeriksaan surveilans dari Dinkes Banggai untuk mengetahui pasti penyebab kasus diare yang terjadi.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Banggai Dr Wayan Suartika yang terus coba dihubungi beberapa kali untuk menanyakan kondisi kasus diare di Kota Luwuk, hingga berita ini diturunkan tidak memberi tanggapan.