RADAR SULTIM – Dalam waktu kurang sebulan, fenomena bunuh diri dengan 5 kasus terjadi di wilayah Luwuk Banggai.
Fenomena bunuh diri inipun menjadi perhatian publik, apa yang sebenarnya sementara terjadi.
Mengapa sejumlah korban dengan begitu mudahnya memutuskan untuk akhiri hidup sendiri?
Menurut dr Pittara seorang psikolog, bunuh diri adalah situasi ketika seseorang melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Fenomena bunuh diri itu dapat dipicu oleh kondisi perasaan dan kejiwaan seseorang, atau masalah dalam kehidupan.
Dikutip dari alodokter.com, berdasarkan data WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya.
Data tersebut belum termasuk angka penderita yang gagal saat mencoba bunuh diri.
Pada tahun 2019, bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat terbanyak pada rentang usia 15–29 tahun.
Seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri biasanya memperlihatkan tanda-tanda tertentu.
Misalnya terlihat cemas, merasa bersalah, atau membuat surat wasiat.
Kondisi ini dapat dicegah, antara lain dengan melibatkan peran keluarga dan kerabat dekat.
Keinginan untuk mencoba bunuh diri biasanya timbul saat sedang menghadapi situasi yang sulit diatasi.
Situasi tersebut sampai membuat penderita kehilangan harapan dan menganggap bunuh diri sebagai satu-satunya cara untuk keluar dari situasi tersebut.
Percobaan bunuh diri dapat dipicu oleh banyak faktor, kata dr Pittara.
Di antaranya, menderita gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar.
Mengalami kekerasan psikologis, misalnya perundungan (bully). Menyalahgunakan NAPZA. Menderita kecanduan alkohol
Menderita penyakit parah, seperti kanker. Mengalami tekanan batin, misalnya karena kehilangan pekerjaan, jabatan, atau kekayaan.
Mengalami masalah dalam kehidupan, misalnya perceraian, kehilangan atau kematian orang dekat.
Memiliki keluarga yang mati bunuh diri atau pernah mencoba bunuh diri. Mengalami kekerasan seksual. Atau bahkan kerena baru saja keluar dari penjara.
Seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri biasanya menunjukkan gerak-gerik yang tidak biasa.
Seperti, mengungkapkan ide atau kata-kata yang mengindikasikan niat bunuh diri, seperti ‘saya ingin mati’ atau ‘lebih baik saya tidak pernah lahir.
Lalu, membuat surat wasiat, memberikan benda-benda berharganya, berpamitan kepada kerabat dan keluarga, menyimpan pil-pil berbahaya atau senjata api.
Bisa juga, lebih sering mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA.
Menjauhkan diri dari kerabat atau keluarga, terlihat cemas atau gelisah, mengalami penurunan performa yang drastis di sekolah atau pekerjaan
Mengalami perubahan pada kebiasaan makan atau tidur.
Menunjukkan perubahan suasana hati yang drastis, misalnya merasa senang atau sangat tenang, sesaat setelah merasa sangat sedih.
Melakukan sesuatu yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, seperti berkendara dengan sangat cepat
“Segera hubungi rumah sakit atau layanan konsultasi khusus pencegahan bunuh diri jika Anda memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup.” Kata dr Pittara.
Kondisi ini terkadang sulit untuk dihindari dan perlu ditangani oleh dokter, lanjutnya.
“Jika Anda berpikir untuk bunuh diri, diskusikan kepada keluarga atau kerabat terkait masalah yang sedang dihadapi. “
“Meski cukup sulit untuk membicarakannya dengan orang lain, cara ini dapat membantu meredakan pikiran untuk bunuh diri.”
Bila dicurigai ada keluarga atau kerabat yang memiliki keinginan untuk mencoba bunuh diri, ajaklah ia bicara dan dengarkan keluhannya.
Singkirkan segala sesuatu yang dapat mereka gunakan untuk menyakiti diri, seperti senjata tajam.
Selain itu, usahakan untuk mengajak mereka ke psikolog atau psikiater.
Sementara itu, terkait bunuh diri juga pernah dibahas Buya Yahya, ulama Islam yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon.
Dikutip dari ayosemarang.com, Buya Yahya, menuturkan jika Islam sangat tidak menganjurkan seseorang untuk bunuh diri.
Hal itu karena perbuatan tersebut tidak disukai oleh Allah.
Buya Yahya menilai, jika dosa orang yang bunuh diri sangat besar.
Dia bisa saja mati dalam keadaan imannya kepada Allah, sudah dihilangkan.
“Dosanya orang bunuh diri bisa jadi memang betul-betul imannya hilang saat itu.
“Nauzubillah. Artinya gak ada iman, karena gak percaya sama Allah, bisa jadi seperti itu.
Ulama ini lalu mengingatkan bahwa bunuh diri bukanlah solusi tepat dari permasalahan yang sedang dialami seseorang.