Scroll untuk baca artikel
Radar PeristiwaRadar PolitikRadar Terkini

Gen Z Wajib Menolak Two State Solution

14
×

Gen Z Wajib Menolak Two State Solution

Sebarkan artikel ini
Zulfa Khaulah (Aktivis Dakwah Muslimah)

RADAR SULTIM – Ketika dunia masih mengulang jargon “perdamaian” dengan two state solution atau solusi dua negara, generasi muda Muslim justru mulai membuka mata. Bagi Gen Z yang melek informasi dan berpikir kritis, kompromi dengan penjajah bukanlah jalan damai, melainkan bentuk pengkhianatan terhadap nilai kemanusiaan dan aqidah.

Oleh: Zulfa Khaulah (Aktivis Dakwah Muslimah)

iklan : warmindo

Gelombang dukungan terhadap Palestina terus menguat. Dari Asia hingga Afrika, aksi solidaritas tak pernah berhenti. Hal yang sama dilakukan oleh Global Sumud Flotilla, armada kemanusiaan yang membawa obat, makanan, dan harapan bagi penduduk Gaza, justru menjadi sasaran kezaliman. Kapal-kapal ini diserang dan ditahan oleh pasukan Israel di perairan internasional.

Menurut laporan The Guardian dan Reuters (2 Oktober 2025), lebih dari 40 kapal dan 450 relawan dari 47 negara termasuk dari Indonesia, Malaysia, Turki, dan Maroko ditahan di pelabuhan Ashdod. Mereka membawa bantuan medis dan bahan pokok bagi rakyat Gaza, namun akses mereka diblokade. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengecam keras tindakan tersebut dan menyebutnya “penghinaan terhadap hati nurani dunia.”

Kabar penahanan itu memicu gelombang protes lintas negara. Di Bandung, komunitas Solidaritas Jurnalis dan Pemuda (SJP) menggelar aksi “Agenda Solidaritas untuk Sumud Flotilla” sebagai bentuk penolakan terhadap kejahatan kemanusiaan Israel. Spanduk bertuliskan “Blockade is Barbarism” dan “Gaza Butuh Kebebasan, Bukan Dua Negara” dikibarkan oleh aktivis muda dan mahasiswa dari berbagai kampus.

Sementara itu di Maroko, ribuan warga mayoritas Gen Z turun ke jalan di kota Rabat menentang penangkapan kapal Flotilla. Mereka menyerukan penghentian normalisasi hubungan dengan Israel dan menegaskan bahwa rakyat Maroko berdiri bersama Gaza. Aksi tersebut menjadi bukti bahwa kesadaran politik generasi muda Muslim kian tumbuh, menolak tunduk pada narasi Barat yang menipu.

Tak hanya di dunia Muslim, dunia pun bereaksi cepat. Di London, Paris, Roma, dan Brussel, puluhan ribu orang turun ke jalan membawa bendera Palestina dan poster bertuliskan “Stop Genocide in Gaza.” Mereka menuntut pemerintah masing-masing menghentikan dukungan terhadap Israel dan memboikot produk yang terlibat dalam penjajahan. Masyarakat dunia kini sudah muak dengan kesewenang-wenangan Israel, yang terus membunuh anak-anak, menghancurkan rumah sakit, dan menutup akses bantuan kemanusiaan.

Flotilla ini membawa lebih dari sekadar logistik. Mereka membawa harapan dan nilai kemanusiaan, namun dunia justru membiarkan kemanusiaan diblokade. Ketika bantuan pun diserang, jelas bahwa yang dilawan bukan hanya rakyat Palestina, tetapi seluruh nilai kemanusiaan itu sendiri.

Ilusi Two State Solution

Solusi dua negara (Two State Solution) yang didengungkan PBB sejak 1947 adalah proyek politik sekuler yang bertujuan mengukuhkan keberadaan Israel. Faktanya, solusi ini tidak pernah membawa perdamaian, melainkan menambah derita rakyat Palestina. Dalam pandangan Islam, tidak ada kompromi terhadap penjajahan di atas tanah umat.

Allah SWT berfirman:

“Dan Kami telah tetapkan kepada Bani Israil dalam Kitab itu: ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.’” (QS. Al-Isra’: 4)

Menerima konsep dua negara berarti menerima eksistensi negara yang lahir dari kezaliman. Islam tidak pernah mengajarkan kompromi terhadap penjajahan, sehingga haram menerima konsep dua negara sebagai solusi. Palestina adalah tanah waqaf umat Islam yang wajib dibebaskan, bahkan dipertahankan, bukan dibagi.

Dengan demikian, Gen Z Muslim perlu menyadari bahwa persoalan Palestina bukan sekadar isu kemanusiaan, tapi masalah aqidah dan politik Islam. Menyuarakan keadilan tanpa Islam hanya akan berputar dalam narasi kemanusiaan yang mudah dipelintir.

Solusi Islam

Islam Allah hadirkan menjadi petunjuk juga solusi atas segala permasalahan kehidupan, termasuk menjadi solusi hakiki bagi Palestina dan seluruh penjajahan dunia. Hanya dengan menegakkan kembali sistem Islam sebagai pelindung dan pemersatu umat dalam satu kepemimpinan global yang menjadi satu-satunya solusi kemerdekaan Palestina. Oleh sebab itu, sistem Islam merupakan kekuatan politik dan militer umat akan mampu menghentikan penjajahan, menegakkan keadilan, dan memerdekakan seluruh wilayah Islam atas izin Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya imam (khalifah) itu adalah perisai, di belakangnya kaum Muslim berperang dan dengannya mereka berlindung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, Inilah arah perjuangan sejati yang perlu disadari oleh generasi muda Muslim. Gen Z wajib menolak Two State Solution karena ia bukan solusi, melainkan jerat politik yang menipu. Hanya dengan kembali menerapkan Islam secara totalitas, dunia akan menyaksikan lahirnya peradaban yang menegakkan keadilan hakiki dan memuliakan seluruh manusia. Kemudian, keberkahan akan dirasakan oleh seluruh manusia di dunia dan alam semesta. Bahkan cahaya Islam semakin bersinar di bumi Allah dan menuntun arah hidup manusia agar senantiasa berada di jalan kebaikan dan kebenaran sesuai petunjuk Al-Qur’an.

Palestina bukan sekadar tanah, ia simbol kehormatan umat. Saat kapal-kapal pembawa harapan dibajak dan kemanusiaan diblokade, maka keheningan bukan pilihan. Gen Z Muslim harus berdiri di garis terdepan, menyuarakan kebenaran dengan keyakinan bahwa kemenangan sejati hanya datang dengan penerapan sistem Islam sebagai solusi menyeluruh.[]

Wallahu a’lam bishowab

google news