RADAR SULTIM – Inflasi Kabupaten Banggai saat ini dikatakan berada di angka 6,75 persen.
Hal itu disampaikan Kabagops Polres Banggai AKP Laata, usai mengikuti rakor pengendalian inflasi daerah tahun 2023 oleh Kemendagri via zoom bersama Pemda Banggai, Rabu 8 Februari 2023.
Dikatakan Kabagops Polres Banggai AKP Laata untuk inflasi Nasional berada di angka 5,28% dan Provinsi Sulawesi Tengah angka inflasinya 5,91%.
Sedangkan Kabupaten Banggai angka inflasinya menyentuh angka sebesar 6,75 %.
“Kebijakan pengendalian inflasi daerah oleh Pemda Banggai harus melakukan kerjasama/kolaborasi yang kuat dengan pemerintah pusat.
“Tidak lupa melaksanakan analisa dan evaluasi untuk melihat perkembangan target pengendalian inflasi daerah,” ujar Kabag Ops.
Diketahui, Kapolres Banggai AKBP Ade Nuramdani diwakili Kabagops AKP Laata, SH, menghadiri undangan kegiatan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 melalui Zoom Meeting yang digelar oleh Kemendagri RI.
Kegiatan itu bertempat di Ruang Rapat Khusus Sekda Banggai.
Hadir pada rakor yang digelar secara virtual tersebut, Mendagri RI beserta jajarannya, Kepala BPS RI beserta jajarannya, para narasumber yang ahli dibidang perekonomian dan statistik.
Kemudian para Gubernur, Bupati, dan Walikota se-Indonesia.
Pada waktu yang sama dan tempat berbeda selain Kabag Ops Polres Banggai, hadir langsung Asisten II Sekda Banggai Ir. Ferlin Monggesang, Kadishub Tasrik Djibran.
Kemudian Sekretaris Bappeda Litbang Abdullah Djafaar, Kasub Perekonomian Sekda Banggai Jamaluddin, Kasub Prokopim serta lainnya.
Mendagri Tito Karnavian dalam sambutannya menyampaikan kepada seluruh peserta rakor agar tidak pernah bosan dalam mengikuti rapat koordinasi tentang pengendalian inflasi daerah.
Karena memang tantangan ekonomi dan inflasi menjadi permasalahan-permasalahan global.
Selain itu, kepala BPS RI Margo Yuwono menyampaikan ada 4 hal yang berpengaruh dalam inflasi daerah.
Yakni terkait pemulihan pasca Covid-19 yang menyebabkan gangguan supply dapat menaikan harga komuditas dan konflik geopolitik yang menyebabkan terganggunya rangkaian pasokan pangan dan energi.
Ditambah dengan adanya inflasi di beberapa negara penghasil energi yang cukup tinggi.
“Selain itu adanya pengetatan keuangan dengan meningkatkan tingkat suku bunga yang memicu capital outflow dari berbagai Negara berkembang,” jelasnya.
“Perang antara Rusia-Ukraina, hal ini menyebabkan kenaikan harga pada energi dan makanan, juga beberapa komoditas dan mineral,” tambahnya.