Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Insiden Wadas : Polisi Minta Warga Jangan Mau Diadu, Ganjar Minta Maaf

0
×

Insiden Wadas : Polisi Minta Warga Jangan Mau Diadu, Ganjar Minta Maaf

Sebarkan artikel ini
Polisi minta warga jangan mau diadu dalam insiden Wadas. (sumber : Jateng Network)

RADAR SULTIM – Insiden Wadas yang terjadi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, pada Selasa 8 Februari 2022, ditanggapi Polda Jawa Tengah.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudusy meminta warga Desa Wadas, jangan mau diadu dan mengedepankan musyarawah dalam pro-kontra rencana pembangunan Bendungan Bener oleh Pemerintah.

iklan : warmindo

Ia pun menjelaskan, tujuan pembangunan Bendungan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, dengan tersedianya air dan irigasi teknis yang dibangun menyertai bendungan.

“Melalui bendungan tersebut nantinya lahan daerah sekitar akan menjadi subur karena terairi secara simultan.

Bahan pembangunan bendungan tersebut salah satunya diambil dari Wadas yang mengandung andesit,” kata Iqbal dalam keterangannya resminya, Rabu 9 Februari 2022.

Iqbal menjelaskan, ada 617 warga yang memilki tanah di daerah Wadas yang akan dibeli pemerintah dengan harga yang menguntungkan.

BPN Jawa Tengah telah menetapkan harga atas tanah sesuai yang berlaku dan pastinya menguntungkan.

Hasilnya ada 317 warga di daerah Wadas yang setuju tanahnya dibeli dan dibebaskan untuk pembangunan bendungan.

“Namun masih ada warga lainnya yang belum setuju atas rencana pemerintah tersebut.

Kombes Pol Iqbal Alqudusy

“Mereka pun telah diajak dialog oleh Pemprov Jawa Tengah.

Bahkan Pemprov Jateng telah meminta Komnas HAM sebagai mediator atas warga yang masih pro kontra,” katanya.

Pihak kontra pun, kata Iqbal, telah menempuh jalur hukum melalui PTUN dan hingga kasasi pun kalah.

Sebagian warga yang kontra juga sering meneror warga yang setuju atas rencana pembangunan wadas.

“Peristiwa bentrokan di Desa Wadas, Purworejo dipicu pro-kontra sesama warga sendiri atas rencana pembangunan Bendungan Bener oleh pemerintah,” katanya.

Lebih lanjut, Iqbal menuturkan, langkah BPN yang didampingi petugas kepolisian kemarin adalah ingin mengukur tanah milik 317 warga yang sudah setuju untuk dibeli.

Sayangnya upaya tersebut diprovokasi oleh oknum tak dikenal, sehingga warga yang kontra emosi dan menghalang-halangi tim BPN yang akan mengukur tanah.

“Sebaiknya warga Wadas terus bermusyawarah agar tetap rukun dan harmonis desanya.

“Jangan mau diprovokasi oleh orang yang tak jelas. Jangan juga mau diadu sesama warga.

“Kepolisian akan menjamin kenyamanan dan keamanan semua warga Wadas,” sambung Iqbal.

Anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menilai langkah Pemerintah Jateng dalam proses pembangunan bendungan dan negoisasi dengan warga, tak melanggar HAM.

Proses dilakukan secara terbuka dan dialog dengan semua komponen, termasuk yang kontra.

Sayangnya mereka menolak dialog dan cenderung berburuk sangka.

Beka mengatakan, lembaganya mendapat permintaan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menengahi persoalan Wadas.

Karena itu Komnas HAM pun berupaya menjadi mediator dengan menggelar dialog. 

“Pertengahan Januari kemarin ini Gubernur memang meminta ke saya atau ke Komnas HAM untuk memfasilitasi dialog,” katanya.

Selain mengundang pihak pro dan kontra, pertemuan pada 20 Januari itu juga mengundang Polda Jateng, DPRD Purowrejo, BBWS dan BPN. 

“Termasuk warga yang menolak dan mendukung kami undang semua.

“Kayaknya yang menolak kami undang tidak datang.

“Ya tentu saja mereka punya alasan kenapa kemudian tidak datang,” katanya.

Diketahui, terjadi aksi penyerbuan ratusan aparat kepolisian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa kemarin.

Seperti dikutip Radar Sultim dari sejumlah pemberitaan.

Bentorkan terjadi setelah ratusan personel polisi itu diterjunkan dalam rangka pengamanan pengukuran lahan milik warga yang dilakukan petugas BPN, guna proyek pembangunan Bendungan Bener.

Namun pengukuran lahan ini mendapatkan penolakan dari warga.

Sejumlah warga Wadas kemudian ditangkap dalam insiden itu.

Insiden ini kemudian memancing reaksi publik.

Yang mengecam terjadinya kekerasan terhadap warga oleh aparat Kepolisian.

Bahkan aksi kecaman insiden Wadas ramai dicuitkan warganet di media sosial dengan tagline #WadasMelawan.

Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah (sumber : Viva.co)

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan meminta maaf dan mengaku bertanggung jawab atas insiden ini.

Melalui akun twitternya pada Rabu 9 Februari 2022, Ganjar mengatakan telah intens berkomunikasi dengan Kapolda dan Wakapolda Jawa Tengah.

Agar warga yang sempat diamankan segera dibebaskan.

Ganjar juga berjanji akan memfasilitasi dialog bersama Komnas HAM, agar persoalan itu segera selesai.

google news