RADAR SULTIM – Kasus penipuan dengan modus jual beli beras di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, kembali mengungkap korban lainnya.
Setelah penipuan dialami Jabir Arba, warga asal Pulau Togongsagu Bangkurung, pada Senin 27 November 2023, korban lainnya yang merupakan warga Kota Luwuk mengungkap hal sama.
Tari, seorang ibu rumah tangga warga Kelurahan Soho, Kecamatan Luwuk, menghubungi awak media usai membaca pemberitaan mengenai penipuan jual beli beras, Senin malam.
“Ini sama persis yang saya alami. Saya baca beritanya, dan itu seperti yang terjadi sama saya,” cerita Tari, yang merupakan istri seorang Polisi dan tinggal di Aspol, melalui sambungan telpon.
Korban menyebutkan, penipuan itu dialaminya pada 28 Oktober 2023, atau sekitar sebulan yang lalu.
Dan jumlah kerugian yang dialami korban Tari jauh lebih besar, yakni Rp 21.600.000.
Persamaan kasus penipuan jual beli beras yang dialami Tari dengan Jabir Arba, adalah keduanya awalnya tergiur setelah mendapat promosi penjualan beras di facebook.
” Saya juga begitu, awalnya di facebook. Setelah itu saya hubungi, kami tukaran nomor dengan yang memposting jual beras. Dia mengaku bernama Candra dan kerja sebagai kepala gudang bulog di Toili,” ujar Tari.
Setelah berkomunikasi, orang yang mengaku bernama Candra itu kemudian sepakat akan mengantarkan beras sebanyak 40 karung dengan total harga Rp 21,6 juta.
“Saat itu dia bilang belum bisa antar karena mobilnya rusak. Saya sempat mau batalkan. Tapi dia paksa bahwa akan tetap antar biar sampai malam di Luwuk dari Toili. Dia bilang sekitar jam 9 malam,” tambah Tari.
Persamaan lainnya dalam dua kasus penipuan ini, sekitar jam 10 malam, di tanggal 28 Oktober 2023, mobil pickup hitam jenis Toyota Hilux tiba di rumah korban Tari membawa 40 karung beras.
Mobil pickup Hilux hitam tersebut, sama persis (belum dipastikan apakah sama) dengan mobil yang juga mengantarkan beras untuk Jabir Arba di pelabuhan, senin siang tadi, dengan jumlah orang yang mengantar juga sama, yakni 3 orang.
“Oleh orang yang menjual beras itu, mengaku bernama Candra, juga katakan bahwa jangan membayar pakai tunai. Dan dia tidak mau dititip kepada yang membawa, dengan alasan keamanan karena sudah malam dan pembawa beras tak tahu soal harga.
Oleh orang yang dihubungi korban, minta pembayarannya ditransfer melalui nomor rekening telah disiapkan.
“Sebelumnya saya katakan belum akan tranfer uangnya sebelum berasnya tiba di rumah. Dia iyakan.
“Tapi anehnya, ketika beras datang dia seperti tahu bahwa mulai diturunkan di rumah, meski dia tidak ada di situ. Seperti ada komunikasi antara Candra dengan 3 orang yang antar. Dia hubungi minta cepat ditransfer karena berasnya sudah diturunkan di rumah,” papar Tari.
Sempat merasa janggal, Tari katakan coba bertanya pada salah satu orang yang mengantar beras itu. Tapi orang yang mengantar itu tak pernah mau mengubris pertanyaannya.
“Saya tanya betul ini berasnya dari Candra, dia hanya bilang iya benar. Saya tanya lagi berapa harga sebenarnya, itu mas juga hanya alihkan pembicaraan terus. Hingga akhirnya 40 karung beras selesai diturunkan dan mereka pergi,” ungkap Tari.
Saat beras diturunkan, Tari mengaku telah lakukan dua kali tranfer ke nomor rekening yang diberikan pelaku, masing-masing Rp 10 juta dan Rp 11,6 juta.
Dan bukti transfer itu juga diperlihatkan kepada orang yang mengantar beras tersebut.
“Saya kasih lihat itu mas yang antar, dia bilang iya sudah,” ujar Tari.
Tapu setelah beras diturunkan dan para pengantar pergi, tak sampai 15 menit kemudian mobil pickup hilux hitam itu kembali ke rumah korban.
Kemudian orang yang mengantar dan mengaku sebagai pemilik beras itu, mengaku jika mereka belum dikirimkan pembayaran beras dari orang yang bernama Candra.
“Semakin aneh. Karena pertama saya tanya dia bilang mereka baku kenal. Tapi waktu kembali, bilang lagi kalau nomor yang bernama Candra itu sudah tidak aktif dan belum membayar beras yang diantar ke saya,” sambung Tari.
Juga sempat terjadi perdebatan antara korban dan para pengantar yang salah satunya mengaku pemilik beras, akhirnya 40 karung beras yang sudah diturunkan, kembali dinaikkan ke mobil hilux hitam itu dan dibawa pergi.
“Saya seperti bingung saat itu, seperti lagi dihipnotis. Beras yang sudah saya bayar, diambil lagi. Saya kemudian malam itu juga laporkan ke Polsek Luwuk. Kemudian saya lapor resmi ke Polres Banggai dan saat ini masih dalam proses,” tandas korban Tari.
Dicurigai kuat korban Tari, apa yang dialaminya sama persis yang dialami warga asal Bangkurung.
Dan para pelaku kemungkinan besar merupakan komplotan yang sama, yang lakukan tindakan penipuan dengan cara yang sama.
“Saya ada foto KTP itu mas (orang yang antar beras pada korban). Saya juga ada video mobilnya. Besok saya akan ke Polres Banggai untuk memberitahukan hal ini, yang juga ternyata dialami orang lain.
“Saya sangat curiga ini merupakan komplotan yang sama,” tutup korban Tari.