RADAR SULTIM – Proses akademik maupun non akademik di kampus Untika Luwuk dipastikan tetap berlangsung normal pasca insiden penikaman seorang mahasiswa.
Selasa 10 Oktober 2023, sejumlah kegiatan akademik dan non akademik terpantau memang tetap berjalan seperti biasanya.
Seperti proses perkuliahan dalam sejumlah ruangan, hingga adanya proses pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untika Luwuk.
“Alhamdulillah sampai dengan hari ini, pasca peristiwa itu kondisi di kampus berjalan seperti biasanya dalam kegiatan akademik maupun nonakademik,” terang Rektor Untika Luwuk Taufik Bidullah.
Nampak seperti tak ada insiden yang disebutkan telah membuat khawatir mahasiswa untuk masuk ke kampus, keramaian di kampus Untika Luwuk semakin nampak saat sejumlah calon ketua BEM tengah menyampaikan visi misi mereka di halaman rektorat.
Sementara mahasiswa lainnya terlihat tetap serius mengikuti materi perkuliahan yang diberikan dosen di sejumlah ruangan.
“Ini perkuliahan yang lagi berjalan. kami tegaskan, bahwa Untika Luwuk aman dan kondusif pasca peristiwa perkelahian mahasiswa,” ungkap Taufik Bidullah, saat menunjukkan aktifitas perkuliahan mekanisasi Faperta.
Rektor Untika Luwuk kembali menegaskan jika insiden tersebut tak berdampak pada kegiatan akademik. Bahkan para mahasiswa tetap nyaman berkegiatan yang bukti ramainya kampus hari ini.
“Intinya janganlah mengada-ada atau memutar balik fakta. Kasihan Untika selalu d obok-obok. Untika punya masyarakat bukan punya seseorang.
“Maka kewajiban kita semua untuk menjaga dan memajukannya. Kita di kampus sesunggahnya bekerja untuk memenuhi kepntingan atau kebutuhan pendidikn tinggi kepada masyarakat. Bukan kepentingan personal atau kelompok interst,” tandas Taufik Bidullah.
TAKUT MASUK KAMPUS
Sebelumnya diinformasikan jika pasca penikaman mahasiswa yang terjadi di lingkungan kampus Untika Luwuk, beberapa mahasiswa merasa ketakutan masuk kampus.
Rasa ketakutan ini beragam, salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya mengatakan dia ketakutan karena sering dikirimi pesan dari seseorang yang mempertanyakan pemberitaan terkait insiden penikaman.
“Horor sekali saya rasa beberapa orang kirimi pesan WhatsApp ke saya menanyakan siapa yang memberitakan insiden itu dengan nada ancaman,” ucapnya.
Bagi dia, karena sering di kirimkan pesan WhatsApp dia menjadi terganggu, ketakutan dan merasa tidak nyaman masuk kampus.
Mahasiswa yang lainnya justru terang-terangan mengatakan di komentar Facebook nya bahwa dirinya takut berangkat ke kampus.
“Aduh jadi takut kalau ka begini mo ka kampus,” demikian tulisnya.
