RADAR SULTIM – Ketua Mapala Untika Luwuk Prayogi Latuba angkat bicara mengenai kronologis penikaman mahasiswa yang terjadi pada Minggu dinihari 8 Oktober 2023.
Berada di lokasi saat peristiwa itu terjadi, Prayogi menegaskan mengapa dirinya harus meluruskan pemberitaan yang telah beredar luas.
“Kapasitas saya adalah sebagai ketua Mapala dan dalam kasus ini, organisasi telah disebut-sebut. Dan dalam kejadian itu, saya juga ada sebagai daksi lamgsung,” terangnya, Selasa 10 Oktober 2023.
Disebutkan Ketua Mapala Untika Luwuk, peristiwa itu bermula ketika beberapa mahasiswa pada minggu dinihari itu pesta miras di depan ruangan sekretariat BEM FKM Untika Luwuk.
“Pesta miras itu ada, dan dilakukan dengan memutar musik dengan volume keras,” papar Prayogi.
Oleh Prayogi, aktifitas para mahasiswa di depan sekret BEM FKM itu sempat ditegur dengan halus dengan memanggil dua mahasiswa dan diminta untuk mengecilkan volume musik. Salah satunya, adalah korban.
“Saya yang tegur mereka pertama. Saya bicara baik-baik agar suara musik mereka dikecilkan. Kemudian saya kembali ke sekret Mapala. Saat itu Andri (pelaku penikaman) sedang makan di sekret,” papar Prayogi.
Ketua Mapala Untika Luwuk yang langsung tidur usai menegur mahasiswa di sekret BEM FKM, kemudian terbangun setelah mendengar keributan.
Disebutkannya, ternyata Andri yang merupakan salah satu anggota Mapala Untika Luwuk, juga ikut menegur sejumlah mahasiswa di sekret BEM FKM untuk mengecilkan suara musik yang semakin diperkeras, setelah ditegur Ketua Mapala.
Namun dirinya dikeroyok lalu dipukul di bagian wajah oleh korban, bahkan diancam gunakan sebilah parang, di depan sekret BEM FKM.
“Dengar keributan saya keluar sekitar lima menit kemudian. Saya sempat lihat saat itu ada salah satu yang pegang parang saat itu yang lagi keroyok Andri. Kemudian Andri berlari ke dapur sekret Mapala dan keluar dengan pisau dapur,” ujar Prayogi.
Insiden penikaman itupun dilakukan Andri di paha Ismed, mahasiswa yang mengancam Andri saat penggeroyokan dengan parang.
“Jadi yang kena tikam itu Ismed. Salah satu pelaku penggeroyokan pada Andri. Yang laporkan kasus ini Aditya, teman korban,” tandas Prayogi.
“Saya yang lerai ketika kejadian itu. Korban yang kena tikam dua kali di paha, bahkan sempat saya bantu bawa ke lab FKM untuk diobati sebelum dibawa ke puskesmas. Saya juga bantu biaya pengobatannya malah,” tambah dia.
Sementara Andri, pelaku penikaman, oleh Ketua Mapala lalu diamankan bersama pisau yang digunakannya dan parang dari tangan korban.
“Andri saat itu juga alami luka berdarah di bagian bibir, serta luka di bagian lutut akibat dikeroyok. Dia tidak lari usai kejadian, dan serahkan diri saat Polisi datang,” ucap Prayogi.
Diluruskan pula oleh Prayogi Latuba, mengenai informasi jika pelaku penikaman saat itu dalam kondisi mabuk.
“Itu tidak benar sama sekali. Karena dalam Mapala, ada peraturan keras agar tidak konsumsi miras, khususnya di lingkungan kampus. Bahkan ada beberapa anggota Mapala yang dipecat karena itu,” tegas Ketua Mapala Untika Luwuk.
Dengan sejumlah fakta peristiwa di balik insiden mahasiswa Untika Luwuk ditikam itu, Prayogi berharap Polisi bisa bersikap bijak dan adil dalam proses hukum yang kini tengah berjalan.
“Kita semua berharap, persoalan ini bisa diselesaikan secara baik-baik dengan melihat fakta yang sebenarnya,” tandas dia.
Aktifitas miras di depan sekret FKM Untika Luwuk yang selama ini juga kerap terjadi, diharapkan Prayogi bisa menjadi perhatian semua pihak, khususnya para civitas FKM.
“Agar stigma negatif dalam lingkup kampus itu tidak lagi terjadi, dan menimbulkan masalah seperti ini,” tutup Prayogi.