Donggala, Sulawesi Tengah — Mahasiswa Universitas Tadulako, bekerja sama dengan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB, meluncurkan program pemberdayaan masyarakat di Desa Bale, Kabupaten Donggala. Program ini difokuskan pada produksi biskuit sehat yang diberi nama BLONDO, menggunakan bahan-bahan lokal yang bernutrisi tinggi.
Program pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ekonomi masyarakat Desa Bale melalui pelatihan produksi dan pemasaran biskuit sehat. BLONDO, yang dirancang untuk menjadi alternatif camilan sehat, dibuat dari bahan-bahan alami seperti jagung lokal, kelapa, dan gula aren yang tersedia melimpah di desa tersebut.
Ketua tim mahasiswa Universitas Tadulako, Jul, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya mendorong pemberdayaan ekonomi tetapi juga meningkatkan kesadaran gizi masyarakat. “Kami ingin menciptakan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. BLONDO menjadi salah satu langkah kecil untuk mewujudkan itu,” ujar Jul.
Proses pelaksanaan program melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga, pemuda desa, hingga para lansia. Kegiatan ini diawali dengan pelatihan pembuatan biskuit sehat yang dipandu oleh tim mahasiswa dan pendamping dari YPM Salman ITB. Selain itu, masyarakat juga diberikan edukasi tentang manajemen usaha kecil, pemasaran digital, dan pengemasan produk agar BLONDO mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional.
Kepala Desa Bale, Bapak Syamsuddin, menyambut positif inisiatif ini. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa Universitas Tadulako dan YPM Salman ITB. Program ini memberikan harapan baru bagi masyarakat Desa Bale untuk meningkatkan kesejahteraan melalui inovasi produk lokal,” kata Syamsuddin.
Sementara itu, Ketua YPM Salman ITB, Dr. Ir. Budi Santoso, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen lembaganya untuk mendukung program pemberdayaan berbasis masyarakat. “Kami percaya bahwa sinergi antara kampus dan masyarakat dapat menghasilkan dampak yang berkelanjutan,” tuturnya.
Rencananya, BLONDO akan mulai dipasarkan melalui berbagai saluran distribusi, seperti pasar tradisional, toko kelontong, hingga platform e-commerce. Dengan kemasan yang menarik dan harga yang terjangkau, diharapkan BLONDO dapat menjadi produk unggulan Desa Bale sekaligus menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara akademisi, lembaga sosial, dan masyarakat dapat menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan ekonomi dan kesehatan. Ke depannya, mahasiswa Universitas Tadulako dan YPM Salman ITB berharap dapat mereplikasi program serupa di wilayah lain untuk memperluas manfaatnya bagi masyarakat luas.