RADAR SULTIM – Mengapa sebenarnya mati lampu lebih sering terjadi saat bulan Ramadan di wilayah Luwuk Banggai?
Pertanyaan itu mulai muncul di masyarakat setelah pada Ramadan 1444 H tahun 2023 ini , mati lampu kembali landa Kota Luwuk dan sekitarnya.
Dua hari berturut bahkan, yakni tanggal 29 dan 30 Maret 2023, mati lampu terjadi saat warga hendak melakukan sahur.
Lebih parahnya di hampir seluruh wilayah Kecamatan di luar Kota Luwuk, mati lampu telah terjadi dengan intensitas yang cukup sering.
Seperti di wilayah Kecamatan Pagimana, Batui, Toili, Bualemo, Lobu, Bunta, Nuhon, dan Simpang Raya.
Entah memiliki keterkaitan atau tidak, mati lampu di sejumlah wilayah itu, terjadi rutin tepat saat warga akan berbuka puasa atau saat bersahur.
Mengapa mati lampu terjadi lebih sering saat Ramadan di Luwuk Banggai?
Pertanyaan inipun hampir disimpulkan sejumlah masyrakat sebagai sebuah fenomena baru. Entah itu fenomena misteri, atau fenomena yang disengaja dibuat.
Dengan melihat kembali tahun-tahun sebelumnya, ketika memasuki bulan Ramadan, mati lampu oleh PLN menjadi momok langganan yang menganggu ibadah puasa warga.
Rutin setiap tahunnya, dan alasan pihak PLN UP3 Luwuk atas peristiwa itu, nyaris sama berulang.
Adanya gangguan jaringan akibat cuaca, atau kerusakan pada mesin pembangkit listrik.
Seperti halnya yang juga dikemukakan manager PLN UP3 Luwuk, saat listrik mati ketika warga hendak sahur, pada Rabu 29 Maret 2023.
Bahwa adanya cuaca ekstrem, telah berimbas pada jaringan listrik PLN, sehingga akibatkan pasokan listrik terganggu.
Yang kembali mati di hari selanjutnya, Kamis 30 Maret 2023, saat warga laksanakan ibadah sahur. Meski cuaca saat itu sangat tenang.
Padahal, Bupati Banggai H Amirudin bahkan mengaku telah meminta secara langsung ke PLN UP3 Luwuk, agar tak mematikan listrik saat waktu berbuka puasa dan sahur.
