RADAR SULTIM – Nelayan hilang di perairan wilayah Kecamatan Batui, akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas, Selasa sore 6 September 2022.
Korban Mappe Dg Solong (76), warga Kelurahan Balantang Kecamatan Batui, ditemukan di tepi pantai tak jauh dari sebuah pelabuhan khusus milik PT Banggai Sentral Sulawesi (BSS).
Korban ditemukan pertama kali oleh anaknya sendiri, yang tengah melakukan pencarian.
Penemuan nelayan hilang sejak Senin kemarin 5 September 2022 dalam kondisi tewas ini, dibenarkan Kapolsek Batui Iptu Andriansyah Arthadana.
“Korban ditemukan sekitar pukul 15.00 WITA oleh salah satu anak korban bersama Arwis.
“Yang melihat benda hitam yang timbul tenggelam disapu ombak, dan setelah di cek ternyata benda hitam tersebut adalah korban,” ungkap Kapolsek Batui.
Selanjutnya tim gabungan SAR langsung mengevakuasi jasad korban ke darat dan membawanya ke rumah duka untuk dilakukan pemakaman.
“Diduga korban meninggal yakni akibat tenggelam saat sedang mencari ikan dengan menggunakan pukat,” terangnya.
Kapolsek Batui juga menambahkan, kelurga korban menolak untuk diperiksa atau dilakukan visum dengan dikuatkan surat pernyataan.
“Keluarga korban membuat pernyataan bahwa telah menerima kematian korban dengan ikhlas dan tidak menuntut atau meminta untuk proses penyelidikan dan penyidikan,” pungkasnya.
Sebelumnya, seorang nelayan asal Kecamatan Batui dilaporkan hilang saat melaut pada Senin 5 September 2022.
Nelayan tersebut bernama Mappe Dg Solong, usia 76 tahun, warga Kelurahan Balantang, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Kapolsek Batui Iptu Andriansyah Arthadana menyebutkan, nelayan hilang di Batui itu diketahui setelah keluarga korban melaporkannya.
“Sekitar pukul 11.20 WITA anggota menerima informasi dari salah seorang warga, bahwa korban telah hilang saat sedang mencari ikan di laut,” ungkap Kapolsek.
Lanjut Iptu Andriansyah, menurut keterangan seorang saksi Arwis yang merupakan anak korban, menerangkan bahwa pada ayahnya turun melaut senin dinihari tadi, sekitar pukul pukul 05.30 WITA.
Warga bersama Polisi mulai melakukan pencarian terhadap korban.
Korban disebutkan turun ke laut dengan perahu bermaksud menangkap ikan menggunakan pukat.
“Namun sekitar pukul 09.30 WITA, saksi dihubungi oleh seorang warga Kelurahan Lamo bahwa perahu miliknya (korban) terbawa arus ke depan perusahaan DSLNG.
“Dan di dalam perahu tersebut tidak ada orang sedangkan perahu sudah diamankan,” jelas Kapolsek Batui.
Mendengar informasi itu, anak korban langsung menuju ke pantai dan mengecek keberadaan orang tuanya di salah satu pondok-pondok di pinggir pantai.
Tetapi tidak menemukan korban.
“Dari pengakuan anak korban, bahwa ayahnya tidak memiliki penyakit berat akan tetapi sering merasa pusing,” sebut Kapolsek.