Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Peran Guru Cegah Kasus Bullying di Sekolah jadi Atensi Syamsuarni

18
×

Peran Guru Cegah Kasus Bullying di Sekolah jadi Atensi Syamsuarni

Sebarkan artikel ini
Syamsuarni Amirudin beri atensi peran guru cegah kasus bullying di sekolah. (foto : DKISP Banggai)

RADAR SULTIM – Kasus bullying antar pelajar atau murid yang belakangan juga marak terjadi di sekolah-sekolah di Luwuk Banggai, menjadi atensi khusus Syamsuarni Amirudin.

Peran guru untuk dapat ikut mencegah kasus bullying ini terjadi di lingkungan sekolah, kemudian diingatkan Syamsuarni agar dapat dilakukan.

iklan : warmindo

Perhatian terhadap kasus bullying itu disampaikan Bunda PAUD Kabupaten Banggai itu saat lakukan kunjungan ke SDN Unjulan, Luwuk Utara, untuk sosialisasi Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, akhir pekan lalu.

Syamsuarni Amirudin meminta para guru mengantisipasi masalah perundungan (bullying) antarmurid, mengingat kasus tersebut marak terjadi.

Belakangan ini memang banyak terjadi kasus bullying di kalangan anak sekolah. Seolah – olah bullying dianggap sebagai hal yang biasa dan menjadikan sebuah trend yang ingin terlihat gagah ketika pelaku bullying ini bisa melakukan tindakan bully terhadap orang lain.

Padahal dampaknya sangat luar biasa bahaya.

Bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental.

Bullying memiliki dampak negatif yang serius, baik bagi korban maupun pelaku.

Dampaknya bisa bersifat jangka pendek dan jangka panjang, dan bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk kesehatan mental, emosional, fisik, dan sosial.

Untuk kesehatan mental, korban bullying sering mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi akibat tekanan yang mereka alami. Bullying dapat menyebabkan perasaan putus asa dan kehilangan minat terhadap kegiatan sehari-hari, yang bisa berkembang menjadi depresi.

Bahkan, beberapa korban bullying dapat mencapai tingkat keputusasaan yang mengarah pada pikiran bunuh diri atau bahkan mencoba bunuh diri.

Dampak terhadap kesehatan Fisik, bullying fisik dapat mengakibatkan luka, memar, patah tulang, dan cedera fisik lainnya yang bisa mengganggu kesehatan dan kualitas hidup korban.

Yang juga dapat timbulkan masalah kesehatan, seperti stres kronis akibat bullying dyang apat mengakibatkan gangguan pencernaan, penurunan sistem kekebalan tubuh, sakit kepala, dan gangguan tidur.

Belum lagi dampak sosial dan emosional, dimana korban bullying mungkin merasa terisolasi, kehilangan percaya diri, dan sulit untuk membentuk hubungan sosial yang sehat.

Bullying juga dapat mengganggu konsentrasi dan performa akademik, menghambat kemampuan belajar dan berkontribusi pada penurunan prestasi akademik.

Kasus bullying juga mengembangkan perilaku negatif. Beberapa korban bullying dapat mengembangkan perilaku agresif, marah, atau balas dendam sebagai cara untuk melampiaskan rasa sakit dan frustrasi mereka.

Sehingga pengalaman bullying dapat membentuk pola hubungan interpersonal yang buruk, membuat sulit bagi korban untuk mempercayai orang lain.

Dan dampak jangka panjangnya, dapat membuat trauma berkepanjangan. Dimana bullying bisa meninggalkan trauma psikologis yang berlanjut hingga dewasa, mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan korban hingga usia dewasa.

Dampak bagi pelaku bullying sendiri sebenarnya juga berbahaya. Karena sering memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku kekerasan atau intimidasi di masa dewasa karena mereka belajar bahwa perilaku tersebut dapat memberi mereka kekuasaan dan kendali.

Syamsuarni yang mengingatkan peran guru di sekolah untuk cegah bullying, diharapkan dapat diimplementasikan kebijakan anti-bullying yang jelas di sekolah, termasuk sanksi untuk pelaku bullying,

Libatkan guru, staf sekolah, dan siswa dalam program pencegahan bullying.

Fasilitasi diskusi terbuka dan edukasi tentang tindakan bullying serta cara mengatasi dan melaporkannya.

google news