Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Politisi Golkar Dinilai Pandang Enteng Universitas Muhammadiyah

1
×

Politisi Golkar Dinilai Pandang Enteng Universitas Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
Pihak Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai tersinggung atas pernyataan politisi Golkar. (foto : Alisan)

RADAR SULTIM – Saran politisi Golkar Irwanto Kulab saat memimpin rapat pansus DPRD Banggai tentang Raperda APBD pada Selasa 12 Juli 2022, menuai kecaman keras Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai (UMLB).

Ketersinggungan UMLB atas pernyataan Irwanto Kulab selaku ketua Komisi I DPRD Banggai, ketika hanya meminta Pemda Banggai untuk mengandeng Universitas Tompotika (Untika) Luwuk, guna memberikan masukan ilmiah terhadap potensi PAD.

iklan : warmindo

Pernyataan politisi Golkar itu seperti yang telah diberitakan salah satu media online lokal di Kabupaten Banggai, pada Rabu 13 Juli 2022.

Dinilai pandang enteng kemampuan Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai, Dr Farid Haluti selaku Ketua BPH, mencak-mencak.

Farid Haluti menilai saran Irwanto Kulap kepada Pemda Banggai yang hanya melibatkan Untika Luwuk, sebagai bentuk pelecehan terhadap Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai.

“Ini pelecehan terhadap Unismuh,” kecam Farid Haluti, Kamis 14 Juli 2022.

Seharusnya, lanjut mantan Rektor UMLB dua periode ini, Irwanto Kulap selaku anggota DPRD Banggai tidak hanya melihat Untika Luwuk.

Pernyataan Irwanto Kulap menurut Farid Haluti, seakan–akan UMLB tidak mampu dalam memberikan masukan ilmiah terhadap potensi PAD.

Farid Haluti juga mempertanyakan, apakah hanya karena bukan milik Pemda Banggai sehingga tidak disarankan untuk dilibatkan dalam kegiatan pemerintah daerah Kabupaten Banggai.

“Jangan hanya Untika. Seakan-akan Unismuh (UMLB) tidak punya kemampuan melakukan tugas-tugas bersama dengan pemerintah daerah,” tuturnya.

Farid Haluti menerangkan, Unismuh Luwuk Banggai memang merupakan perguruan tinggi milik perserikatan Muhammadiyah yang dipersembahkan untuk bangsa dan juga daerah.

“Jadi jangan ada dikotomi antara Unismuh dan Untika.

“Keduanya sama–sama perguruan tinggi lokal, yang siap membangun daerah,” tegasnya.

Mestinya, kata Farid Haluti, Irwanto Kulap cukup bijak dengan mengatakan perlu mengandeng perguruan tinggi lokal dalam memberikan masukan ilmiah.

Meskipun, tambah dia, pada praktiknya nanti Unismuh Luwuk Banggai tidak dilibatkan.

“Selaku Ketua BPH saya sangat keberatan dengan pernyataan Wanto (panggilan akrab Irwanto Kulab),”tegasnya.

Sebelumnya seperti dikutip dari pemberitaan obormotindok.com, Ketua Komisi 1 DPRD Banggai Irwanto Kulap menyarankan Pemda Banggai, untuk melibatkan Tim Akademisi Untika Luwuk, dalam memberikan masukan Ilmiah terhadap potensi PAD.

Diterangkan Irwanto Kulab, pada dasarnya PAD adalah sumber pendanaan daerah yang digunakan oleh daerah sebagai pengeluaranya untuk melaksanakan pemerintahan dan pembangunan guna memperkecil ketergantungan daerah terhadap subsidi dari pemerintah pusat.

Sehingga perlunya melibatkan pihak akademis untuk melakukan kajian terhadap potensi PAD, agar Pemda Banggai bisa mengetahui tentang apa saja yang bisa menjadi sumber sumber potensi serta kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian realisasi PAD.

Secara tegas Irwanto menyampaikan hal itu dihadapan sejumlah OPD Banggai.

Dirinya juga meminta Pemda Bangagai mencontoh beberapa daerah di Indonesia yang telah berhasil meningkatkan PAD nya dengan melibatkan tim akademisi untuk melakukan kajian.

Penegasan itu diungkapnya juga karena pengelolaan seluruh potensi serta realisasi pencapaian PAD di Banggai masih sangat rendah dan belum maksimal.

Sehingganya, adalah langkah tepat jika Pemda Banggai mau melibatkan pihak Untika Luwuk sebagai Kampus kebanggaan Kabupaten Banggai untuk bekerja sama dalam memberikan kontribusinya melalui MoU.

Ditambahkannya pula, adalah rasional ketika Pemda membuat dalam bentuk MoU bersama Untika Luwuk.

Selain kampus tersebut bagian dari aset Pemda, ada sekitar Rp 4,5 Miliyar dana hibah yang dikucurkan untuk operasional dan biaya pembangunannya.

“Menurut saya harus ada kajian akademis untuk bisa memberikan gambaran secara ilmiah, terhadap apa saja yang menjadi sumber sumber potensi yang bisa meningkatkan PAD kita.

“Agar dalam perencanaan pembangunan serta merealisasi program di setiap OPD nantinya tidak amburadul,” kata Irwanto. (Alisan)

google news