Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Provinsi Sultim disebut Sulit, Provinsi Banggai Raya dan Seribu Megalit Poso Menyeruak

1718
×

Provinsi Sultim disebut Sulit, Provinsi Banggai Raya dan Seribu Megalit Poso Menyeruak

Sebarkan artikel ini
Masjid Agung An-Nur Luwuk, salah satu ikon Kota Luwuk. (foto : Radar Sultim)

RADAR SULTIM – Pembentukan Provinsi Sulawesi Timur (Sultim) terus dikatakan sejumlah pihak akan sulit terwujud.

Banyak hal yang kemudian dikaitkan menjadi kendala, Sultim yang diperjuangkan mekar dari Sulawesi Tengah (Sulteng), akan benar-benar dimekarkan nantinya.

iklan : warmindo

Salah satu kendala tersebut, adanya perbedaan pendapat mengenai dimana lokasi ibukota Sultim jika terbentuk.

Dua opsi jadi pembicaraan selama ini, antara Kota Luwuk di Kabupaten Banggai, atau di Kota Poso di Kabupaten Poso.

Dan teranyar, Morowali di Kabupaten Morowali, juga diisukan akan menjadi calon ibukota Sultim.

Namun bukannya rencana dimekarkannya Provinsi Sultim, justru saat ini menyeruak jika untuk wilayah Sulawesi Tengah, akan ada dua DOB baru nantinya.

Yakni Provinsi Banggai Raya yang rencananya beribukota di Kota Luwuk, dan Provinsi Seribu Megalit Poso yang beribukota di Kota Poso.

Munculnya dua wacana provinsi baru di wilayah Sulteng itu, seperti dikutip dalam pemberitaan palpos.disway.id.

Disebutkan, sebelumnya Sulteng akan dimekarkan menjadi Sulawesi Timur (Sultim).

Wacana Provinsi Sulawesi Timur (Sultim) ini tampaknya bakal sulit terwujud.

Salah satu faktor penyebabnya mengenai tarik ulur calon ibukota provinsi yang belum menemui titik temu.

Rencananya calon ibukota Provinsi Sultim antara Kota Luwuk dan Kota Poso.

Dilansir dari berbagai sumber, Gubernur Sulteng Rusdi Mastura mengusulkan jalan tengah dengan membentuk 2 provinsi baru.

Usulan disampaikan Rusdi di hadapan tim ahli DPR RI yang datang berkunjung terkait pemekaran Provinsi Sulawesi Timur pada Agustus 2022 yang lalu.

Usulan ini dinilai solusi atas tarik ulur mengenai calon ibukota Provinsi Sulawesi Timur di antara Kota Poso dan Kota Luwuk.

Jika pemerintah resmi mencabut moratorium pemekaran wilayah, maka untuk melengkapi syarat administratif Kabupaten Banggai akan dimekarkan menjadi 3 Daerah Otonomi Baru (DOB).

Banggai akan dimekarkan menjadi 3 daerah otonom baru, yakni Kota Luwuk dan 2 kabupaten salah satunya Toili.

Pembentukan 3 DOB ini sebagai persiapan untuk membentuk DOB Provinsi Banggai Raya.

Dikutip dari akun Youtube Atlantis People, calon Provinsi Banggai Raya akan beribukota di Kota Luwuk.

Luwuk memiliki luas 12.887,16 km atau 20,83 persen dari Sulawesi tengah.

Rencananya 6 kabupaten/kota akan bergabung di calon Provinsi Banggai Raya dengan 42 kecamatan dan 547 desa.

7 kabupten/kota yang bergabung meliputi : Kabupaten Toili, Kabupaten Pagimana, Kota Luwuk, Kabupaten Tompotika Raya, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut,

Kabupaten Banggai memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Baik berupa hasil laut seperti ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya.

Selain itu, aneka hasil bumi seperti kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya.

Wilayah Banggai yang berbatasan dengan Teluk Tomini di sisi utara dan sisi timur teluk Tolo juga menyimpan potensi minyak dan gas (migas).

Untuk sektor pariwisata banyak air terjun yang indah dan dia pulau tempat snorkeling dan diving yang tidak kalah indah dari Bunaken.

Sementara calon Provinsi Seribu Megalit Poso beribukota di Kota Poso dengan luas wilayah 25.874,72 km.

Calon Provinsi Seribu Megalit Poso ini terdiri atas 7 kabupaten/kota, 50 kecamatan dan 586 desa.

Kabupaten/kota yang begabung meliputi : Kabupaten Tampolore, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Morowali, Kabupaten Tojo, Kota Poso, dan Kabupaten Kepulauan Togean.

Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor perkebunan.

Komoditi utama yang dihasilkan berupa kakao, kelapa dalam, kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, lada, dan jambu mete.

Untuk pertanian di daerah ini tanaman pangan masih menjadi andalan yang utama berupa padi, tanaman holtikultura, dan palawija.

Sedangkan sektor pariwisata, Pulau Togean yang semakin ramai dikunjungi wisatawan mancanegara menjadi modal utama pengembangan wisata Bahari.

Di samping itu terdapat festival Danau Poso yang pernah menjadi barometer perkembangan pariwisata.

google news