RADAR SULTIM – Proyek rehabilitasi saluran irigasi Sinorang Ombolu oleh Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu dijamin akan diselesaikan pada 1 Januari 2024.
Jaminan diselesaikannya proyek itu paling lambat 1 Januari 2024, diberikan langsung dari manager proyek dari PT DAS Kontruksi Nusantara, Sukiman ST, saat rapat koordinasi bersama pada Selasa 19 Desember 2023.
Rapat koordinasi itu menindaklanjuti keluhan sejumlah petani di wilayah Batui Selatan, akan ancaman kekeringan sawah akibat adanya proyek rehabilitasi saluran irigasi.
Tidak hanya menjamin akan selesaikan proyek ini paling lambat 1 Januari 2024, pihak pelaksana juga berjanji akan semaksimal mungkin menyelesaikan semua persoalan yang ditimbulkan.
Bahkan pihak pelaksana membuka diri untuk menerima tenaga kerja lokal yang ingin berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Sementara aliran air yang menjadi permasalahan para petani, khususnya di Desa Gori-gori, pihak pelaksana melalui Kepala Pengamat Pengairan DI Sinorang Mursaling Dg Maroa menerangkan, akan dialirkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Kepala Pengamat Pengairan DI Sinorang juga akan bertanggungjawab setelah ada surat permintaan air dari P3A.
Rapat koordimasi terkait permasalahan ini turut dihadiri pihak konsultan, direksi lapangan PU Pengairan Sulteng, Kades Gori-gori, Ketua BPD Gori-gori, P3A Desa Gori-gori, hingga ketua Gapoktan Gori-gori.
Sebelumnya, para petani di wilayah Kecamatan Batui Selatan keluhkan ancaman kekeringan sawah akibat adanya proyek saluran irigasi yang belum rampung.
Bukan hanya para petani yang khawatir ancaman kekeringan sawah, proyek saluran irigasi yang masih berjalan itu juga berimbas pada peternak tambak dan kolam ikan.
Diketahui, proyek rehabilitasi saluran irigasi Sinorang Ombolu oleh Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu tahun anggaran 2023-2024 mulai dikerjakan sejak 28 Juli 2023, untuk 180 hari kerja.
Proyek berbanderol anggaran hampir Rp 13 miliar itu (Rp 12.958.989.000) yang dikerjakan PT DAS Konstruksi Nusantara, dalam pelaksanaannya kini dilakukan penghentian saluran air sementara waktu.
Pembongkaran saluran irigasi tersebut, akhirnya mulai dikhawatirkan para petani yang menggunakan saluran irigasi ini sebagai sumber air.
Para petani dan peternak ikan kolam, khususnya di Desa Gori-gori yang 90 persen masyarakatnya bergantung pada saluran irigasi ini, mengeluhkan perbaikan saluran yang sudah 3 bulan ini belum terselesaikan.
Mereka mengklaim pekerjaan ini bisa saja berdampak buruk nantinya, dimana melihat kondisi pekerjaan saat ini dikhawatirkan para petani tak dapat menanam di musim ini.