RADAR SULTIM – Puluhan aktifis lingkungan turun terlibat dalam Gerakan Bakti Tano Banggai, yang dipusatkan di lokasi wisata air jatuh Piala Hanga-hanga, Sabtu 27 Agustus 2022.
Yati Tapo, salah satu aktifis lingkungan menjelaskan bahwa Gerakan Bakti Tano Banggai merupakan gerakan menjaga kelestarian lingkungan di wilayah Kabupaten Banggai.
“Dengan sasaran lokasi sebagai langkah awal penyelamatan yakni di kawasan wisata air terjun piala yang menjadi salah satu aset wisata di Kabupaten Banggai,” ucapnya.
Aksi di lokasi air terjun Piala yang berada di dalam wilayah Kota Luwuk, para aktifis lingkungan dan seniman menggelar berbagai kegiatan dalam gerakan bakti tersebut.
Mulai dari memungut sampah yang banyak berserakan, memasang tanda atau arahan di lokasi wisata itu, diskusi tentang kelestarian lingkungan, hingga launching lagu tentang lingkungan oleh Smith Lalove.
Smith Lalove sendiri merupakan aktifis lingkungan sekaligus seorang seniman yang sudah cukup dikenal di kalangan para aktifis dan pecinta lingkungan.
Dalam keterangannya soal Gerakan Bakti Tano Banggai, Smith Lalove menyebut jika ini adalah aksi spontan solidaritas pecinta alam di Kota Luwuk.
Melihat kondisi alam yang ada, khususnya di sekitar air terjun Piala Hanga Hanga, yang kini memprihatinkan dari segi kenyamanan untuk pengunjung.
“Dengan jembran penyeberangan yang rusak, sampah berkeliaran, dan tidak tertatanya informasi lokasi. Kawan-kawan di Kota Luwuk bersepakat untuk aksi bakti bumi ini,” kata Smith Lalove.
Selain itu, lanjut dia, aksi ini memang sudah menjadi tanggung jawab bersama kawan-kawan KPA dan Mapala, seniman dari sanggar teater Cahaya, dan lain sebagainya.
“Menjadikan moment ini untuk menyatukan energi positif mengambil spirit Luwuk Kota Air yang mana perlu dijaga bersama.
“Dan sasaranya adalah air terjun Piala Hanga Hanga, sebagai start awal bergerak. Ini akan menginspirasi ke areal lainnya,” tambah Smith.
Intinya, lanjut Smith, dengan awal Gerakan Bakti Tano Banggai ini, para aktifis lingkungan berusaha untuk membangun kesadaran individu dan kesadaran kolektif.
“Bahwa Kota Luwuk akan selalu menjaga mata airnya sebagai sumber kehidupan untuk generasi selanjutnya,” tegas dia.
Selain itu juga, akan menjadikan kawasan air terjun Piala sebagai sumber daya alam potensial terdekat, untuk mengajak komunitas lain membuat menjadi studio alam yang ramah, aman nyaman dan berkesan serta bersahabat dengan alam.
“Juga sebagai areal edukasi penanganan kawasan berbasis kultur dan solidaritas,” tandasnya.