RADAR SULTIM – Aksi bejat Dudik Ncorek, dukun cabul berusia 64 tahun di Pagimana, akhirnya terbongkar saat seorang gadis 15 tahun hamil akibat perbuatannya.
Rupanya, dukun cabul Pagimana itu selama ini memang dikenal sebagai orang sakti.
Bertahun-tahun memberi pengobatan, Dudik Ncorek rupanya diyakini memiliki ilmu pengasihan tingkat tinggi.
Dipercaya sebagian besar orang, ilmu dukun cabul Pagimana itu bisa mengembalikan pasangan, suami atau pacar seseorang, yang selingkuh.
Namun orang yang meminta bantuan agar pasangan seperti suami atau pacarnya yang selingkuh bisa kembali, oleh dukun cabul ini disyaratkan agar lakukan hubungan badan atau disetubuhi olehnya.
Hal itu diungkkap sejumlah sumber yang berhasil dihubungi awak media ini, terkait siapa sosok Dudik Ncorek.
Salah satu sumber mengatakan, bukan hanya dalam kasus ini (gadis 15 tahun dihamili) Dudik Ncorek melakukan aksi bejat pada para pasiennya.
“Sudah lama sebenarnya. Semua orang tahu. Dia (Dudik Ncorek-reg) kalo ba obat mo kase kembali suami atau pacar yang ba selingkuh, dia pake (setubuhi-red) dulu,” sebut sumber.
Dan lakukan hubungan badan atau menyetubuhi pasiennya yang menjadi syarat Dudik Ncorek, ditambahkan sumber, dengan alasan agar pengobatannya bisa manjur.
“Pasti dipake dulu, karena katanya kalo te di pake, te mempan depe ilmu,” lanjut sumber dengan dialeg daerah itu.
Sejumlah sumber yang mengenal sosok Dudik Ncorek dan coba digali informasi, memberikan pernyataan yang hampir sama.
Bahkan bukan hanya di wilayah Kecamatan Pagimana saja, pasien sang dukun cabul yang dominan perempuan, diinformasikan juga berasal dari luar daerah.
“Biasa mereka datang ke tempatnya, biasa juga om Dudi yang pergi menemui mereka di luar (menyebut Desa sang dukun cabul),” kata sumber lainnya.
Keterangan dari sejumlah sumber itu senada dengan dugaan pihak Kepolisian, usai membekuk dan menginterogasi Dudik Ncorek.
Sebelumnya, Kapolsek Pagimana AKP Makmur menyatakan jika pihaknya menduga kuat korban dari sang dukun cabul lebih dari satu, atau bukan hanya gadis 15 tahun yang dihamilinya.
Namun, Kepolisian dikatakan sulit untuk membuktikan, dikarenakan para korban lainnya kemungkinan malu untuk melapor.