Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Rasakan Pahit Hidup Kaki Lima, Tukang Kacamata Maju Caleg Perindo di Banggai

9
×

Rasakan Pahit Hidup Kaki Lima, Tukang Kacamata Maju Caleg Perindo di Banggai

Sebarkan artikel ini

RADAR SULTIM – Namanya Marjuki, namun akrab disapa Bayu. Seorang tukang kacamata di Luwuk Banggai, yang saat ini coba masuk ranah politik daerah dengan bergabung dalam daftar bakal caleg Partai Perindo pada Pemilu 2024.

Dapil 4 Banggai liputi Kecamatan Kintom, Batui, Batui Selatan, Moilong, Toili, dan Toili Barat, adalah dapil pilihan Marjuki untuk asa politiknya.

iklan : warmindo

Masuk dalam dunia perpolitikan, dikatakan tukang kacamata ini, tak pernah sebelumnya terbersit.

Namun pahitnya hidup anak dari pasangan pedagang kaki lima di Kecamatan Toili itu, hingga saat ini Marjuki juga ikut menekuni, menjadi alasan mengapa dia merasa harus masuk ke dunia politik.

“Selama ini saya hidup dan besar dari pasangan kaki lima hingga menjadi seperti saat ini. Saya merasakan apa yang diharapkan dan dikeluhkan oleh pedagang kecil kita.

“Yaitu masalah modal dan perlengkapan jualan mereka di lapangan, seperti tenda besi herkules, dan lain sebagainya,” ujar Marjuki alias Bayu, Senin 15 Mei 2023.

Kurang lebih 10 tahun menjajakan kacamata di sejumlah wilayah Kabupaten Banggai, Marjuki merasa miris melihat kondisi para pedagang kecil. Khususnya yang berada di Kecamatan Toili dan Toili Barat.

“Kenapa saya harus maju? Karena 10 tahun saya miris melihat masyarakat Toili, Toili Barat, pedagang kecil di wilayah itu.

“Yang benar-benar belum mendapatkan apa yang mereka harapkan dari wakil rakyat mereka pilih,” timpal dia.

Marjuki merasa wakil rakyat seharusnya bisa memberi manfaat pada rakyat yang dipilihnya. Memberikan solusi agar kebutuhan rakyat, bisa terpenuhi.

“Sehingga apa bila saya dimandatkan warga Toili nantinya, saya sudah ada 4 program mendasar yang akan dilaksanakan,” ujar dia lagi.

Program Marjuki yang pertama disebutkan adalah membuat rumah singgah di seputaran Rumah Sakit, khususnya di dekat RSUD Luwuk bagi warga.

Alasan program itu dibuat, dikatakan Marjuki karena punya pengalaman pribadi selama dua tahun enam bulan merawat almarhum bapaknya.

“Bolak balik rumah sakit, ternyata biaya rumah sakit itu kecil. Tapi biaya hiduplah yang besar.

“Jika 4 orang saja yang jaga pasien, tentu pagi sudah mengeluarkan biaya 60 ribu itu baru makan saja.

“Karena satu porsi nasi seharga 15 ribu, belum minum dan lainnya. Bagaimana jika yang jaga lebih dari 4 orang

Olehnya, membuat rumah singgah bagi warga, dirasakan Marjuki akan memudahkan keluarga pasien. Untuk bisa makan dan minum, serta tidur secara gratis.

“Dengan adanya rumah singgah, saya yakin akan sedikit membantu keluarga kita, siapa saja dan darimana saja,” ujarnya.

Program Marjuki lainnya sebagai seorang tukang kacamata, tentu saja disebutnya membagikan kacamata gratis selama 5 tahun, bagi pendukungnya yang nantinya akan diberikan kartu Peduli Umat Marjuki.

“Dan program saya ketiga, adalah program pertanian. Kenapa pertanian? Nanti dengan adanya pokir saya, saya akan bantu petani dgn kebutuhanya langsung.

“Jangan hanya pembangunan jalan usaha tani saja, tapi kebutuhan obat obatan itu yang serba mahal. Perlu kita adakan dan kita gratiskan. Saya akan buat koperasi kelompok tani,” papar Marjuki lagi.

Dan program terakhirnya dan menjadi utama, adalah menghidupkan dan kembangkan UMKM se Kecamatan Toili.

“Bukan janji, namun saya pastikan saya akan sekuat tenaga membantu pedagang kecil, pedagang kaki lima di Toili, Toili Barat. Karena saya hidup dari sana, dan rasakan apa yang mereka butuhkan,” tutup Marjuki.

google news