RADAR SULTIM – Rizal Arwie kini ‘ditendang’ dari kursi jabatannya sebagai ketua DPD II Golkar Bangkep.
Dirinya digantikan Nasser Djibran sebagai Plt, berdasarkan SK dari Arus Abdul Karim, ketua DPD Golkar Sulteng.
Seperti pengakuan Iwan Kobaa, yang juga ditunjuk menjadi Plt Sekretaris gantikan Irwanto Bua, yang dipublikasi Luwuk Times, Senin 14 Maret 2022.
Rizal Arwie ‘ditendang’ dari ketua DPD Golkar Bangkep, setelah dirinya mendekam di sel tahanan Polres Bangkep pada 10 Maret 2022.
Usai menjadi tersangka pengunaan senjata secara ilegal, yang dilaporkan Ketua DPRD Bangkep asal NasDem, Rusdin Sinaling.
Dijebloskan ke sel tahanan, dan hanya berjarak sekitar 4 hari sejak ditahan kemudian dilengserkan, semakin menimbulkan kecurigaan publik.
Bahwa selain kasus yang menimpa Rizal Arwie memang sebuah kasus tindak pidana murni, ada sesuatu yang lain tengah menimpanya.
Bahwa Rizal Arwie, memang telah sengaja untuk ‘dihabisi’, dan hal itu mulai terlihat berhasil.
Kecurigaan publik bermula ketika kasus penembakan gunakan airsoft gun di kantor DPRD Bangkep, baru dilaporkan pada 17 Desember 2022.
Padahal, peristiwa itu disebutkan Rusdin Sinaling, terjadi pada 3 Desember 2022.
yang kemudian disebutkan Rizal, peristiwa penembakan ke tong sampah dengan airsoft gun miliknya, adalah bentuk kekesalan.
Terhadap Rusdin Sinaling selaku Ketua DPRD Bangkep, yang tidak melibatkannya dan anggota dewan lain dalam risalah hasil paripurna dan pembahasan anggaran.
Ketua DPRD Bangkep, diklaim Rizal Arwie, merasionalkan tambah kurang risalah APBD seorang diri, usai paripurna dilakukan 2 Desember 2022.
Bentuk kekesalannya, Rizal Arwie yang diistilahkan publik ‘gali lubang sendiri kemudian ditendang masuk ke dalamnya’, kemudian lakukan sesuatu yang disebutnya sebuah atraksi.
Menembak kaleng kosong di atas tong sampah, namun meleset mengenai tong sampah.
Namun dipastikan saat itu oleh Rizal, saat dirinya menembak, tak ada di sekitar saat itu Rusdin Sinaling.
Rusdin Sinaling bersama Rizal Arwie, bahkan usai kejadian sempat menyanyi bersama dalam ruangan salah satu fraksi.
Dan terjadi perubahan anggaran beberapa kali, Rizal kukuh menolak tanda tangan menyetujui.
Waktu pelaporan yang cukup jauh dari kejadian, kemudian publik awalnya menilainya ada ‘sesuatu’ yang tidak diterima senang oleh partai asal Rusdin Sinaling.
Partai NasDem, dipersepsikan publik dalam opini mereka, tak menerima kadernya tak didukung Rizal dalam parlemen Trikora.
Sehingga langkah hukum pun diambil dengan dilaporkannya Rizal Arwie ke Polisi.
Namun, kecurigaan publik kembali bertambah, bahkan dapat dikatakan berubah arah.
Ketika dalam waktu sekejab usai ditahan sebagai tersangka, Rizal dilengserkan sebagai ketua DPD Golkar Bangkep.
Ada ‘sesuatu’ yang dicurigai lebih urgensi, untuk menghabisi Rizal.
Yang berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada Serentak di Tahun 2024.
Dimana Kabupaten Banggai Kepulauan, juga masuk dalam salah satu dari 76 Kabupaten se Indonesia, yang akan dijabat Plt pada tahun 2022 ini.
Karena masa jabatan pimpinan daerahnya telah berakhir.
Rizal Arwie, diinformasikan telah dipersiapkan masyarakat Kabupaten Bangkep untuk masuk bursa Bupati Bangkep ke depan.
Bahkan disebutkan jika sebagai putra asli daerah, dirinya telah mendapat legistimasi perwakilan setiap Kecamatan yang ada.
Tapi mengapa sebagai Partai yang telah diperjuangkannya bertahun-tahun, bisa mudah ‘lepas tangan’ membelanya saat bermasalah hukum?
Benarkah partai Golkar, memang telah ikut dalam proses ‘menghabisi’ Rizal Arwie.
Sebuah kabar burung yang menjadi kecurigaan besar publik lainnya pun bermunculan.
Di sekitar persoalan Rizal Arwie dan dihubungkan Pilkada Bangkep 2024.
Bahwa memang ada ‘sosok spesial’ yang telah direncanakan masuk menjadi pemimpin daerah tersebut.
Siapa ‘sosok spesial’ yang dimaksud? Publik belum berani menyebut nama, namun mulai mengendusnya.
Namun yang pasti, siapapun yang telah ‘habisi’ Rizal Arwie, dipercaya memiliki kepentingan yang sangat kuat secara politik nantinya.
Benarkah??