RADAR SULTIM – Tak selalu bergantung pada dana bagi hasil (DBH) pertambangan minyak dan gas (migas) untuk pembangunan daerah, Bupati Amirudin getol untuk segera memajukan sektor pertanian.
Memiliki tanah subur dan potensi alam yang melimpah, sektor pertanian hingga saat ini masih menjadi sumber utama penghasilan masyarakat di Kabupaten Banggai.
Dari 291 desa di daerah itu, dicatat BPS pada 2022 jika sebanyak 92,9 persen desa penduduknya masih mengandalkan penghasilan dari sektor ini.
Sektor Pertanian masih merupakan sektor yang sangat menentukan perekonomian Kabupaten Banggai, karena sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian dengan bercocok tanam.
Dari data, bahwa dari keseluruhan desa/ kelurahan di Kabupaten Banggai sekitar 93,98% merupakan potensi sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan.
Pada sektor pertanian ini dibagi menjadi lima bagian, yakni tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Sayangnya, sektor utama ini belum mampu mendukung sepenuhnya pembangunan daerah.
Kabupaten Banggai, hingga saat ini terpaksa masih ikut mengandalkan hasil investasi migas yang masuk dan menggeruk sumber daya alam daerah melalui DBH migas.
DBH Migas Kabupaten Banggai yang pada tahun 2023 berjumlah Rp 287.872.163.000, kemudian ikut digunakan dalam upaya pemerataan pembangunan.
Hadir di panen raya kedelai di Desa Sindang Baru Kecamatan Toili Jaya, Minggu 10 Desember 2023, Bupati Amirudin menegaskan jika Kabupaten Banggai tidak bisa terus menerus bergantung pada DBH Migas.
Namun ke depan, sektor utama yang menjadi sumber penghasilan masyarakat selama ini, yaitu sektor pertanian, harus dapat menjadi sumber andalan dalam mewujudkan pembangunan daerah.
Berangkat dari kesadaran itu, alokasi anggaran yang bersumber salah satunya dari DBH Migas, diperuntukkan untuk membangun infrastruktur, khususnya di sektor pertanian.
“Suatu saat migas ini akan habis. Tetapi dengan sarana prasarana pertanian kita yang sudah terbangun, kita sudah punya petani yang tangguh.
“Maka tidak perlu lagi bergantung pada DBH migas,” kata Bupati Amirudin.
Bukan hanya sarana dan prasarana untuk memajukan sektor pertanian, Bupati Amirudin juga telah memikirkan sistem yang dapat memberi kesejahteraan dari sektor ini.
Salah satunya dengan strategi ekonomi yang melibatkan dan memberi kontrol sepenuhnya pada potensi lokal, seperti BUMDes.
Dicontohkan Bupati Amirudin untuk tanaman kedelai, diharapnya BUMDes setempat yang bergerak dalam usaha perdagangan dapat membeli kedelai dari petani.
Sehingga, tidak ada lagi petani yang menjual kedelai ke tengkulak. BUMDes harus hadir menyerap kedelai petani.
Dengan demikian, harga kedelai akan tetap stabil dan para petani dapat merasakan keuntungan.