RADAR SULTIM – Polisi menciduk tiga cowok dan dua cewek yang masih remaja ayik ngelem bareng (menghirup lem untuk mabuk-red) di sebuah kamar penginapan di Kota Luwuk, Minggu malam 10 Juli 2022.
Kelima remaja yang terciduk ngelem bareng itupun digiring Polisi ke Mako Sat Samapta Polres Banggai untuk didata dan diberikan pembinaan.
Kasat Samapta Polres Banggai AKP Jimyarto Anasim, membenarkan peristiwa tersebut.
Bahwa saat Tim Tarantula Sat Samapta kembali melaksanakan kegiatan patroli rutin dalam wilayah Kota Luwuk, ditemukan lima remaja terdiri tiga cowok dan dua cewek tengah ngelem bareng di kamar penginapan.
“Saat patroli melintasi jalan Sam Ratulangi, sekitar pukul 21.20 WITA, anggota Tim Tarantula mendapat laporan warga, tentang adanya kumpulan remaja di salah satu penginapan,” kata AKP Jimyarto.
Bergerak cepat, patroli rutin Tim Tarantula yang menyasar tempat-tempat keramaian dalam Kota Luwuk dan rawan terjadinya tindak pidana kejahatan, menuju penginapan yang dimaksud.
“Dalam sebuah kamar di penginapan tersebut, akhirnya ditemukan lima remaja,” lanjutnya.
Ketika para remaja tersebut digeledah, Tim Tarantula menemukan barang bukti berupa lem fox, yang digunakan mereka untuk ngelem bareng.
Kelima remaja itupun diangkut ke mobil patroli dan diamankan di Mako Sat Samapta Polres Banggai.
“Kita data, kemudian diberikan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatan mereka,” tandas AKP Jimyarto.
“Ngelem” adalah tindakan penyalahgunaan inhalansia yang dapat berakibat serius, seperti kematian mendadak.
Mengutip Kompas.com, penyalahgunaan inhalansia dapat menyebabkan kecanduan sama seperti narkoba.
Inhalansia adalah senyawa organik yang mudah menguap dan mudah ditemukan atau didapatkan di pasaran, seperti lem.
Lem hanyalah salah satu jenis inhalansia murah yang biasa digunakan orang untuk mabuk.
Ada bentuk inhalansia lainnya yang bahkan tersedia di dalam rumah, contohnya: Penghapus cat kuku, Semir sepatu, Pengencer cat, Cat semprot, Bensin, Spidol.
Kebanyakan anak-anak atau kalangan orang dengan pendapatan rendah yang mengakses inhalansia jenis itu sebagai alternatif ganja dan narkoba jenis lainnya.
Mengutip Healthline, Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba mencatat bahwa inhalansia adalah satu-satunya kelas zat adiktif yang lebih banyak digunakan oleh remaja yang lebih muda dari pada remaja yang lebih tua.
Mengutip Healthline, ngelem bisa mengancam jiwa.
Bahkan jika hasilnya tidak fatal, risiko yang terkait dengan ngelem dan penyalahgunaan inhalansia lainnya termasuk kemungkinan kerusakan otak dan masalah pernapasan yang parah.
Selain itu, efek dari ngelem bisa lebih parah dari pada pengalaman sebelumnya.
Mengutip WebMD, penyalahgunaan inhalan dikaitkan dengan kematian mendadak serta kerusakan serius pada organ utama.
Seseorang yang mengendus lem berada dalam bahaya langsung dan juga berisiko mengalami efek berbahaya jangka panjang.